Rabu, 30 November 2011

Kehidupan seorang Nenek

NAMA : RENI MARINTAN BR DOLOKSARIBU
NPM : 55411973
CLASS : 1IA05

Kehidupan Seorang Nenek

Seorang ibu yang bekerja keseharian sebagai pemulung dan memiliki rumah yang beralaskan tanah memiliki satu orang orang cucu yang ibunya tidak tahu kemana, nenek berusaha kerasas mencari uang untuk kebutuhan hidup dan biaya sekolah cucunya yang kini masih duduk di bangku SMP, nenek yang sering di sapa nenek Sum ini selain menjadi  pemulung memiliki  pekerjaan sampingan  sebagai pedangan gorengan keliling di kampungnya. Uang yang di dapat sang nenek dalam seharinya hanya cukup untuk makan nenek dan cucunya saja belum lagi biaya sekolah Tiara cucunya.
                Sania yang kebetulan memiliki tugas dari kampus untuk meneliti kehidupan warga yang ada di kampung tersebut, entah mengapa melangkahkan kakinya ke gubuk kecil nenek Sum, nenek yang kebetulan sedang menyapu halaman. “ Selamat pagi nek” sapa seorang gadis muda
“ pagi…” sambut nenek sum ramah
“ Nek bolehkah saya mampir sebentar “
“ oh tentu saja boleh”
Mereka pun masu kedalam dan seorang gadis yang bernama sania itu pun tersentuh hatinya melihat  keadaan nenek tersebut “ nek nenek tinggal sendiri ?”
“berdua cu sama cucu nenek, tapi dia masih sekolah  “
“Maaf nek pekerjaan nenek apa ?”
‘ Sebagai pemulung cu, dan sebagai pekerjaan sampingan nenek juga jual gorengan keliling kmpung”
“ terus berapa yang nenek dapat  dapat dari pekerjaan itu ?”
“ ya cukup –cukup makanlah cu,itu pun terkadang kami tidak makan,  belum lagi biaya sekolah cucu saya “
“ya ampun nek, jadi kalu hujan bagaimana nih kalua saya lihat atapnya sudah bocor “
“ ya kebasahan cu, habis bagaimana lagi nenek enggak punya uang “
Mendengar cerita sang nenek air mata sania pun mulai membasahi pipihnya, betapa bersyukurnya dia bisa hidup enak dengan kedua orang tuanya, dengan melihat kehidupan nenek sum sania sadar bahwa dia tidak boleh menyia – nyiakan apa yang dia miliki karena masih banyak orang yang  kekurangan. Sania yang bisa di bilang hidup yang berkecukupun itu pun tergerak hatinya untuk membantu nenek sum dengan memperbaiki gubuk kecil sang nenek menjadi rumah kecil yang sederhana. Mendengar niat sang gadis nenek tak percaya dan air matanya pun jatuh memebasahi pipihnya “ benar cu kamu mau bantu nenek ?”
“ ya nek “ kata sania sembari memeluk sang nenek. Di sini tentu saja ada nilai yang dapat kita ambil ya itu mensyukuri apa yang kita miliki dan belum tentu dimiliki orang lain, janganlah menyia – nyiakan apa yang anda miliki tetaplah selalu rendah hati.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar